Dicari Mitra untuk memasarkan buku KARTIKA. Hub. hida 08156744804 / 081215802405

MEMBACA DAN BERHITUNG 

BUKAN PELAJARAN PAUD 


      Saat anak saya mau sekolah SD di salah satu SD Favorit di Solo, saya sedikit khawatir karena saat itu anak saya belum mau untuk belajar membaca dan menulis. Sedangkan syarat utama untuk bisa masuk ke SD tersebut harus bisa baca dan tulis. Timbul rasa kekhawatiran, kalau anak saya tidak diterima. Karena di SD tersebut segala apa yang saya inginkan untuk anak saya bisa terpenuhi. Sekolah Dasar tersebut menerapkan sistem Full Day dan porsi pendidikan agamanya juga bagus. Sekolah SD tersebut termasuk SD RSBI di Kota Solo. Segala cara saya lakukan agar anak saya mau belajar membaca dan menulis. Sampai saya panggilkan guru les. Yang akhirnya anak saya bisa masuk SD tersebut. 
      Adanya fenomena tes calistung (baca tulis berhitung) sebagai prasyarat untuk masuk ke sekolah SD sudah menjadi hal yang umum. Sehingga banyak dari para orang tua, mulai memberikan pelajaran calistung pada usia dini. 
      Berbagai sekolah juga mulai berlomba-lomba untuk memberikan porsi calistung pada anak usia dini. Namun, sebagai orang tua seharusnya lebih bijak untuk memberikan porsi pendidikan yang tepat. Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, anak-anak berusia balita (bawah lima tahun) yang mengikuti pendidikan anak usia dini (PAUD) seharusnya tidak diberikan pendidikan baca tulis dan hitung (calistung). 
       "Kurikulum yang dibuat PAUD itu seharusnya didesain lebih pada sosialisasi pendidikan kepada anak, seperti berkenalan kepada temannya, bagaimana berinteraksi dan sosialisasi; bukan calistung. Berhitung itu seharusnya dimulai dari kelas I SD," ungkapnya dalam acara media edukasi bertajuk "Mengenali Gejala Stres pada Anak" yang diadakan oleh lembaga konseling Personal Growth, Selasa (20/3/2012) di Jakarta (KOMPAS).  
     Marilah kita sebagai orang tua berusaha untuk memberikan pendidikan sesuai porsinya, bukan pendidikan yang mengejar prestasi semata. Karena adanya pemaksaan pada metode belajar anak di usia dini, akan berpengaruh pada saat anak tersebut telah masuk di tingkat SD. Yang sering terjadi biasanya saat anak di kelas 3, mereka menjadi malas belajar dan sering mogok sekolah. Hal tersebut akibat dari adanya tingkat kebosanan pada anak. Dia merasa sudah sering belajar, sehingga dia merasa sudah pintar dan tidak perlu belajar atau sekolah lagi. 
       Pelajaran calistung pada anak usia dini bisa dilakukan dengan cara permainan. Anak bisa diajak bermain dengan berbagai angka dan tulisan. Dalam hal ini anak akan merasa senang. Karena waktu bermainnya tidak hilang, dan pelajaran calistung juga bisa masuk. Namun, perlu diingat bahwa meraka masih pada tingkat anak usia dini. Jadi jangan sampai kita memberikan batasan waktu atau target, bahwa anak harus bisa calistung.

0 komentar: